Jumat, 24 Oktober 2014
Pukul
20.00 WIB
Forum
Lenteng
Film “Dongeng
Rangkas”
Andang
Kelana, Badrul “Rob” Munir, Fuad Fauji, Hafiz, dan Syaiful Anwar
75
menit, 2011, Dewasa
Sila mendaftar di tautan ini:
Formulir
Film
“Dongeng Rangkas”
Andang Kelana, Badrul “Rob” Munir, Fuad Fauji,
Hafiz, dan Syaiful Anwar
75 menit, 2011, Dewasa
Film Dongeng Rangkas adalah sebuah
dokumenter panjang yang berkisah tentang dua pemuda yang hidup paska Reformasi
1998. Iron dan Kiwong adalah dua pemuda yang memilih hidup sebagai Pedagang
Tahu, sementara mimpi-mimpinya tetap dipegang teguh. Kiwong bermimpi menjadi
pemuda yang lebih baik, yang menjadikan keluarga hidup lebih baik dari
sebelumnya. Sedangkan Iron, percaya musik adalah anugerah dari Tuhan, dan ia
ingin terus mengembangkan fantasi musiknya di jalur Underground.
Film Dongeng Rangkas merupakan
sebuah usaha kawan-kawan komunitas yang punya ketertarikan kepada
persoalan-persoalan lokal dan merekamnya ke dalam media audio-visual untuk didistribusikan
kepada masyarakat sebagai bahan pembelajaran bersama. Sebagai usaha untuk
merekam persoalan lokal, maka format dokumenter feature dianggap
salah satu cara yang paling efektif dalam menghadirkan dan membangun kesadaran
bersama tersebut.
Produksi Dongeng Rangkas berlangsung
selama 3 bulan (Mei – Juli 2011), yang melibatkan pelaku dokumenter Forum
Lenteng, Jakarta dan Saidjahforum, Rangkasbitung. Proses perekaman film
dilakukan di desa Kampung Muara, Kawasan Sungai Ciujung, Kota Rangkasbitung,
dan suasana stasiun Kereta Api Rangkasbitung. Film ini berusaha memotret
Rangkasbitung dari aktivitas-aktivitas masyarakat yang diwakili oleh sosok dua
orang penjual tahu; Kiwong dan Iron. Dua tokoh ini dapat dianalogikan sebagai
potret dua pemuda yang hidup paska Reformasi 1998 yang hidup di sebuah kota
berjarak 120 Km dari ibu kota Jakarta.
Kota yang menjadi terkenal oleh buku Multatuli itu,
sepertinya begitu lambat tumbuh, di antara hingar-bingar pembangunan paska
Reformasi. Kiwong dan Iron adalah dua pemuda sederhana yang memilih hidup
sebagai pedagang tahu, sementara mimpi-mimpinya tetap dipegang teguh. Kiwong
bermimpi menjadi pemuda yang lebih baik, yang menjadikan keluarga hidup lebih
baik dari sebelumnya. Sedangkan Iron, percaya musik adalah anugrah dari Tuhan,
dan ia ingin terus mengembangkan fantasi musiknya di jalur ‘underground’.
Dongeng Rangkas bisa
dianggap sebagai satu-satunya dokumenter feature yang hadir
dan diproduksi di Rangkasbitung. Hal ini diharapkan dapat menjadi pemicu
perkembangan dunia perfilman di Rangkasbitung dan sekitarnya.
Filem ini adalah produksi Forum Lenteng yang bekerjasama
dengan Komunitas Saidjah Forum, Lebak. Kerja produksi dokumenter ini merupakan
bagian dari peningkatan kapasitas komunitas akumassa yang diprakarsai oleh
Forum Lenteng. Kerja-kerja dalam program akumassa adalah melakukan pendidikan
media kepada komunitas dalam rangka membangun kesadaran “media” kepada
masyarakat sebagai bagian dari pengembangan diri dan masyarakat sekitar.
Aktivitas akumassa dapat dilihat di www.akumassa.org.
Film ini adalah Film Dokumenter Panjang Terbaik di Festival Film Dokumenter 2011 (Yogyakarta).
Film ini juga telah diikutsertakan dan diputar di 3rd DMZ-Docs Korean International Documentary Festival 2011 dan Copenhagen International Documentary Film
Festival 2011 (CPH:DOX) di Denmark.